Selasa, 29 Januari 2013

kurnia meiga

Profil Kurnia Mega


Nama Kurnia Meiga Hermansyah disebutsebut calon kiper andalan Indonesia pada masa me ndatang. Bukti awalnya, saat usianya 21 tahun, Meiga menjadi kiper utama di Arema Indonesia dan timnas U-23. Bagaimana dia merintis masa depan?
Kurnia Meiga Hermansyah menjadi salah satu idola baru di kalangan Aremania, komunitas pendukung fanatik Arema. Sebab, pemain yang akrab disapa Enthong tersebut mampu menunjukkan permainan konsisten. Dia berkali-kali menjadi pahlawan dalam menyelamatkan gawang Singo Edan –julukan Arema.
Berkat aksi impresifnya tersebut, adik kandung kiper kedua Arema, Ahmad Kurniawan, itu menjadi kiper utama timnas U-23. ”Saya hanya ingin memberikan kemampuan terbaik di tim yang saya bela,” ujar Enthong membuka percakapan dengan Radar Malang tadi malam.
Pemilik nomor punggung 1 di Arema tersebut mengatakan, menjadi pemain sepak bola dan bagian dari timnas adalah impiannya. ”Siapa sih yang tidak ingin menjadi kiper utama di timnas senior?” ucap pengagum I Komang Putra dan Gianluigi Buffon (Juventus) tersebut. Enthong mengatakan, dirinya akan terus menampilkan pemain terbaiknya demi asa menggapai tempat inti di timnas senior. Enthong sebenarnya sudah menjadi bagian dari timnas senior. Hanya, dia dianggap kalah bersaing dengan dua kiper utama, Markus Haris Maulana dan Ferry Rotinsulu.
”Sampai saat ini, saya merasa sangat nyaman di Arema dan timnas U-23. Suasana kekeluargaannya begitu kental. Apalagi, di timnas U-23 saya bisa kembali bertemu teman-teman lama, seperti Djayusman Triadi. Kami dulu sama-sama bermain di timnas U-19 dan timnas U-21,” beber penghuni timnas U-19 dan U-21 pada 2008 dan 2010 tersebut. Di Arema, Enthong harus bersaing dengan kakak kandungnya, Ahmad Kurniawan.
”Di luar lapangan kami saudara. Di dalam lapangan, kami harus bersaing,” tegas pemain yang tampil selama 3597 menit di Arema dua musim terakhir tersebut. ”Kami saling memberikan motivasi. Nasihat kakak yang sering diucapin adalah saya mesti tidak melakukan kesalahan-kesalahan aneh. Kayak blunder gitu,” tambah pemain kelahiran Jakarta, 7 Mei 1990, tersebut. Soal pendidikan, Enthong merasa cukup dengan menuntaskan studinya di SMA Ragunan. Enthong lulus pada 2008.
”Bukan nya tidak mau melanjut kan pendidikan, tetapi saya ingin membantu perekonomian keluarga lewat sepakbola,” tutur anak ketiga di antara empat bersaudara pasangan M. Kasih dan Maryani tersebut. Pelatih kiper Arema Dwi Sasmianto mengatakan, jika bisa terus menjaga konsistensi permainan, Enthong akan menjadi salah seorang kiper terbaik di Indonesia.
”Kalau boleh saya sejajarkan, Enthong adalah the next Hendro Kartiko. Baik dari segi postur mau pun reflek gerakan. Untuk bola atas, saya masih menjagokan Enthong,” ucap Dwi.
Mantan kiper Arema era 1990-an ter sebut mengatakan, ada satu momen yang tak terlupakan selama me latih Enthong. Saat itu, akhir musim lalu, Arema menahan imbang PSPS Pe kanbaru 1-1 di Stadion Rumbai, Pe kanbaru. Atas hasil itu, Arema mengunci gelar juara Superliga musim lalu.
”Kebetulan, di pesawat yang mem bawa kami ke Jakarta, Enthong duduk satu baris bangku dengan saya. Dia minta maaf kepada saya jika berbuat salah selama berlatih di Arema. Hubungan kami seperti bapak dan anak. Di dalam lapangan, Enthong kiper saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar